Kamis, 24 Mei 2012

Asuhan Keperawatan Pada Anak Meningitis




BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur  atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah "sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa.
Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara detail tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada terhadap penyakit
meningitis. Selain itu, harapan kami , dengan mengetahui meningitis, kasus meningitis di Indonesia dapat menurun.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui Definisi Meningitis
2.      Mengetahui Penyebab Meningitis
3.      Mengetahui Patofisiologi Meningitis
4.      Mengetahui Manifestasi Klinis
5.      Mengetahui Komplikasi dari Meningitis
6.      Mengetahui Penatalaksaan Medis
7.      Mengetahui Penatalaksanaan Keperawatan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges, lapisan yang tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang menghirup udara tersebut.
             Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yg disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat,” kata Dr. Setyo Handryastuti, SpA, Divisi Neurologi Departemen Kesehatan Anak RSCM-FKUI. Bakteri pneumokokus adalah salah satu penyebab meningitis terparah. Penelitian yang diungkapkan konsultan penyakit menular dari Leicester Royal Infirmary, Inggris, Dr Martin Wiselka, menunjukkan bahwa 20-30 persen pasien meninggal dunia akibat penyakit tersebut, hanya dalam waktu 48 jam. Angka kematian terbanyak pada bayi dan orang lanjut usia. Pasien yang terlanjur koma ketika dibawa ke rumah sakit, sulit untuk bisa bertahan hidup. Infeksi pneumokokus lebih sering terjadi pada anak dibanding orang dewasa karena tubuh anak belum bisa memproduksi antibodi yang dapat melawan bakteri tersebut.
Sebanyak 50 persen pasien meningitis yang berhasil sembuh biasanya menderita kerusakan otak permanen yang berdampak pada kehilangan pendengaran, kelumpuhan, atau keterbelakangan mental. Komplikasi penyakit tersebut akan timbul secara perlahan dan semakin parah setelah beberapa bulan.
Penderita meningitis perlu mendapat antibiotik sesegera mungkin. Perawatan umumnya dilakukan selama 10-14 hari. Pengobatan panjang itu dianggap perlu untuk mencegah komplikasi atau mencegah infeksi datang kembali. Pada kasus yang dianggap berat, diperlukan perawatan intensif di UGD dan ketersediaan ventilasi udara untuk membantu pernapasan. Terjadinya meningitis dapat secara langsung sebagai akibat cedera traumatis atau secara tidak langsung dipindahkan dari tempat lain didalam tubuh dalam cairan serebrospinalis (CSS).

Jenis/ tipe Meningitis terdiri dari :
a.       Meningitis Kriptokosus Merupakan meningitis yang disebabkan oleh jamur Kriptokokus.
b.      Viral Meningitis Merupakan penyakit ringan yang gejalanya mirip sakit flu biasa dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri
c.       Bakterial meningitis adalah meningitis yang disebabkan oleh bakteri dan merupakan penyakit yang serius.
d.      Meningitis Purulenta radang bernanah araknoid  dan piamater yang meliputi otak dan medulla spinalis.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1.         Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).
2.         Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
3.         Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.
4.         Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5.         Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

B.     Etiologi
Meningitis dibagi menjadi 2 jenis menurut penyebabnya :
1.      Meningitis bakterial, yang disebabkan oleh organisme primer gram negatif. Pada neonatus umumnya disebabkan oleh basil gram negatif, batang gram negatif dan streptococcus grup B. Pada anak yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun disebabkan Haemophilus Influenzae tipe B. Pada anak-anak yang lebih besar disebabkan oleh Infeksi Neisseria Meningitis atau Infeksi Staphilococcus.
2.      Meningitis Aseptik, umumnya hampir 85% disebabkan oleh entero virus diantaranya virus Influenza, Koriomeningitis Limfositik, virus EpsteinBarr namun dapat pula karena mikroplasma, klamidia dan berbagai jenis jamur, protozoa dan parasit lain.

C.    Patofisiologi
Organisme meningitis bakterial memasuki meninges secara langsung sebagai akibat cedera traumatik atau cedera tidak langsung bila dipindahkan dari tempat lain di dalam tubuh ke dalam cairan cerebrospinalis. Pada umumnya Infeksi mencapai otak melalui peredaran darah ( hematogen ).
Pada meningitis aseptik, virus menyebar ke otak dan jaringan sekitar melalui cairan tulang belakang setelah terlebih dahulu meninges terinfeksi. Otitis media, sinuitis dan saluran pernafasan dapat menjadi tahap awal dari infeksi. Defisiensi imun meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit.
Keterlambatan penderita di bawa ke RS merupakan penyebab utama terjadinya komplikasi dari meningitis yang biasanya mengarahkan anak pada kondisi kejang, kelumpuhan, dehidrasi dan koma akibat terjadinya thrombosis pada pembuluh darah di otak. Keadaan koma akan lebih memperparah kondisi fisik pasien terutama dalam masalah asupan gizi yang tidak dapat diberikan secara peroral, tubuh menjadi makin lemah, daya tahan menurun, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi tidak ada. Kebutuhan cairan tubuh tak terpenuhi untuk mendukung therapi hydrasi Introvena yang biasanya hanya memenuhi setengah dari kebutuhan cairan pada pasien per hari.

D.    Manifestasi Klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1.      Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2.      Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3.      Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a)      Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b)      Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c)      Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area  fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala ertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. Tanda Kernig’s dan Brudzinky positif.
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan. Dibawah ini merupakan tanda-tanda atau gejala dari Meningitis yang Umum pada  bayi dan anak-anak
Bayi :
-          Demam 
-          Kejang pada tengkuk
-          Rewel/gelisah  
-          Susah makan
-          Menangis terus-menerus
-          Lemah
-          Intensitas interaksi berkurang
-          Ubun-ubun membenjol

Anak :
-          Demam
-          Kejang pada tengkuk
-          Sakit kepala
-          Mual
-          Bingung/disorientasi
-          Serangan mendadak
-          Tidak suka cahaya terang (fotofobia)
-          Ruam di sekujur tubuh

E.     KOMPLIKASI
1.      Hidrosefalus obstruktif
2.      MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3.      Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4.      SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5.      Efusi subdural
6.      Kejang
7.      Edema dan herniasi serebral
8.      Cerebral palsy
9.      Gangguan mental
10.  Gangguan belajar
11.  Attention deficit disorder
12.  Tuli
13.  Buta

F.     PENATALAKSANAAN MEDIS
1)      Isolasi
2)      Terapi Antimikroba : antibiotik yang diberikan didasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan dosis tinggi.
3)      Mempertahankan hidrasi optimum : mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema cerebral
4)      Mencegah dan mengobati komplikasi : aspirasi efusi subdural (pada bayi), terapi heparin pada anak yang mengalami DIC
5)      Mengontrol kejang : pemberian anti epilepsi
6)      Mempertahankan ventilasi
7)      Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranial
8)      Penatalaksanaan syok bakterial
9)      Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim
10)  Memperbaiki anemia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 24 Mei 2012

Asuhan Keperawatan Pada Anak Meningitis




BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur  atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah "sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa.
Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara detail tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada terhadap penyakit
meningitis. Selain itu, harapan kami , dengan mengetahui meningitis, kasus meningitis di Indonesia dapat menurun.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui Definisi Meningitis
2.      Mengetahui Penyebab Meningitis
3.      Mengetahui Patofisiologi Meningitis
4.      Mengetahui Manifestasi Klinis
5.      Mengetahui Komplikasi dari Meningitis
6.      Mengetahui Penatalaksaan Medis
7.      Mengetahui Penatalaksanaan Keperawatan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges, lapisan yang tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang menghirup udara tersebut.
             Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak yg disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat,” kata Dr. Setyo Handryastuti, SpA, Divisi Neurologi Departemen Kesehatan Anak RSCM-FKUI. Bakteri pneumokokus adalah salah satu penyebab meningitis terparah. Penelitian yang diungkapkan konsultan penyakit menular dari Leicester Royal Infirmary, Inggris, Dr Martin Wiselka, menunjukkan bahwa 20-30 persen pasien meninggal dunia akibat penyakit tersebut, hanya dalam waktu 48 jam. Angka kematian terbanyak pada bayi dan orang lanjut usia. Pasien yang terlanjur koma ketika dibawa ke rumah sakit, sulit untuk bisa bertahan hidup. Infeksi pneumokokus lebih sering terjadi pada anak dibanding orang dewasa karena tubuh anak belum bisa memproduksi antibodi yang dapat melawan bakteri tersebut.
Sebanyak 50 persen pasien meningitis yang berhasil sembuh biasanya menderita kerusakan otak permanen yang berdampak pada kehilangan pendengaran, kelumpuhan, atau keterbelakangan mental. Komplikasi penyakit tersebut akan timbul secara perlahan dan semakin parah setelah beberapa bulan.
Penderita meningitis perlu mendapat antibiotik sesegera mungkin. Perawatan umumnya dilakukan selama 10-14 hari. Pengobatan panjang itu dianggap perlu untuk mencegah komplikasi atau mencegah infeksi datang kembali. Pada kasus yang dianggap berat, diperlukan perawatan intensif di UGD dan ketersediaan ventilasi udara untuk membantu pernapasan. Terjadinya meningitis dapat secara langsung sebagai akibat cedera traumatis atau secara tidak langsung dipindahkan dari tempat lain didalam tubuh dalam cairan serebrospinalis (CSS).

Jenis/ tipe Meningitis terdiri dari :
a.       Meningitis Kriptokosus Merupakan meningitis yang disebabkan oleh jamur Kriptokokus.
b.      Viral Meningitis Merupakan penyakit ringan yang gejalanya mirip sakit flu biasa dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri
c.       Bakterial meningitis adalah meningitis yang disebabkan oleh bakteri dan merupakan penyakit yang serius.
d.      Meningitis Purulenta radang bernanah araknoid  dan piamater yang meliputi otak dan medulla spinalis.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1.         Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).
2.         Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
3.         Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.
4.         Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5.         Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

B.     Etiologi
Meningitis dibagi menjadi 2 jenis menurut penyebabnya :
1.      Meningitis bakterial, yang disebabkan oleh organisme primer gram negatif. Pada neonatus umumnya disebabkan oleh basil gram negatif, batang gram negatif dan streptococcus grup B. Pada anak yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun disebabkan Haemophilus Influenzae tipe B. Pada anak-anak yang lebih besar disebabkan oleh Infeksi Neisseria Meningitis atau Infeksi Staphilococcus.
2.      Meningitis Aseptik, umumnya hampir 85% disebabkan oleh entero virus diantaranya virus Influenza, Koriomeningitis Limfositik, virus EpsteinBarr namun dapat pula karena mikroplasma, klamidia dan berbagai jenis jamur, protozoa dan parasit lain.

C.    Patofisiologi
Organisme meningitis bakterial memasuki meninges secara langsung sebagai akibat cedera traumatik atau cedera tidak langsung bila dipindahkan dari tempat lain di dalam tubuh ke dalam cairan cerebrospinalis. Pada umumnya Infeksi mencapai otak melalui peredaran darah ( hematogen ).
Pada meningitis aseptik, virus menyebar ke otak dan jaringan sekitar melalui cairan tulang belakang setelah terlebih dahulu meninges terinfeksi. Otitis media, sinuitis dan saluran pernafasan dapat menjadi tahap awal dari infeksi. Defisiensi imun meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit.
Keterlambatan penderita di bawa ke RS merupakan penyebab utama terjadinya komplikasi dari meningitis yang biasanya mengarahkan anak pada kondisi kejang, kelumpuhan, dehidrasi dan koma akibat terjadinya thrombosis pada pembuluh darah di otak. Keadaan koma akan lebih memperparah kondisi fisik pasien terutama dalam masalah asupan gizi yang tidak dapat diberikan secara peroral, tubuh menjadi makin lemah, daya tahan menurun, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi tidak ada. Kebutuhan cairan tubuh tak terpenuhi untuk mendukung therapi hydrasi Introvena yang biasanya hanya memenuhi setengah dari kebutuhan cairan pada pasien per hari.

D.    Manifestasi Klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1.      Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2.      Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3.      Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a)      Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b)      Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c)      Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area  fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala ertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. Tanda Kernig’s dan Brudzinky positif.
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan. Dibawah ini merupakan tanda-tanda atau gejala dari Meningitis yang Umum pada  bayi dan anak-anak
Bayi :
-          Demam 
-          Kejang pada tengkuk
-          Rewel/gelisah  
-          Susah makan
-          Menangis terus-menerus
-          Lemah
-          Intensitas interaksi berkurang
-          Ubun-ubun membenjol

Anak :
-          Demam
-          Kejang pada tengkuk
-          Sakit kepala
-          Mual
-          Bingung/disorientasi
-          Serangan mendadak
-          Tidak suka cahaya terang (fotofobia)
-          Ruam di sekujur tubuh

E.     KOMPLIKASI
1.      Hidrosefalus obstruktif
2.      MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3.      Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4.      SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5.      Efusi subdural
6.      Kejang
7.      Edema dan herniasi serebral
8.      Cerebral palsy
9.      Gangguan mental
10.  Gangguan belajar
11.  Attention deficit disorder
12.  Tuli
13.  Buta

F.     PENATALAKSANAAN MEDIS
1)      Isolasi
2)      Terapi Antimikroba : antibiotik yang diberikan didasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan dosis tinggi.
3)      Mempertahankan hidrasi optimum : mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema cerebral
4)      Mencegah dan mengobati komplikasi : aspirasi efusi subdural (pada bayi), terapi heparin pada anak yang mengalami DIC
5)      Mengontrol kejang : pemberian anti epilepsi
6)      Mempertahankan ventilasi
7)      Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranial
8)      Penatalaksanaan syok bakterial
9)      Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim
10)  Memperbaiki anemia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...